Wednesday, January 28, 2009

Gaji Papa Berapa ?

Seperti biasa, Andrew, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Sarah, anaknya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama. "Kok, belum tidur ?" sapa Andrew sambil mencium anaknya tersebut. Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.

Sambil membuntuti sang papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab, "Aku nunggu papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji papa ?". "Lho tumben, kok nanya gaji papa ? Mau minta uang lagi, ya ?". "Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat. "Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp. 400.000. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja. Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu papa masih lembur. Jadi, gaji papa dalam satu bulan berapa, hayo ?" Sarah berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi.

Ketika Andrew beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya. "Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000 untuk 10 jam, berarti satu jam papa digaji Rp. 40.000 dong" katanya. "Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Andrew. Tetapi Sarah tidak beranjak. Setelah papanya berganti pakaian, Sarah kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000 enggak ?". "Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini, papa capek dan mau mandi dulu. Tidurlah". "Tapi papa…" Kesabaran Andrew pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan Sarah.

Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok Sarah di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000 di tangannya. Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata, "Maafkan papa, nak, papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok bisa. Jangankan Rp. 5.000, lebih dari itu pun papa kasih" jawab Andrew.

"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini". "Iya, iya, tapi buat apa ?" tanya Andrew lembut. "Aku menunggu papa dari jam 8. Aku mau ajak papa main ular tangga. Tiga puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu papa itu sangat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp. 15.000 tapi karena papa bilang satu jam papa dibayar Rp. 40.000 maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000. Tapi duit tabunganku kurang Rp. 5.000 makanya aku mau pinjam dari papa" kata Sarah polos.

Andrew pun terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan. Yah… uang saja tidak cukup, waktu yang kita bisa berikan pada anak kita bisa jadi jauh lebih berharga dan diinginkan oleh anak kita. Ada anak yang lebih dekat dengan pembantu daripada dengan orang tua sendiri. Ada orang tua yang waktunya lebih banyak dengan kantor daripada di rumah. Berangkat kerja pagi-pagi, sebelum anak bangun. Pulang ke rumah malam hari, setelah anak sudah tidur. Sehingga anak lupa sama orang tua sendiri...

Yah… Alangkah indah ketika mempunyai waktu yang banyak dan juga uang yang cukup sehingga bisa bersama anak-anak tercinta.

No comments: