Thursday, April 30, 2009

Gembala

"TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku"
Mazmur 23:1

Gembala menjadi sebuah metafora bagi pemazmur,
gambarkan relasi dia dengan Tuhannya yang akbar,
pada hakekatnya daku pun dapat belajar,
meniru pemazmur ungkapkan dengan benar,
relasi antara daku dan Allahku tanpa takut dan gentar.

Manfaat dari relasi itu jadi pernyataan iman,
bahwa dia yang digembalakan takkan kekurangan,
tatkala daku gambarkan relasi dengan Tuhan,
pernyataan apa yang dapat aku ungkapkan,
agar orang pun turut ambil bagian.

Tugas Gembala Agung diungkapkan pada kita,
Salah satunya ialah tuntunan bagi segala domba,
Sekarang daku dapat juga berkata,
Tuhanku itu adalah Pemandu Jalan bagi orang percaya,
Mengarahkan orang berjalan bersama Dia.

Berjalan dengan Tuhan menghasilkan kepuasan,
hingga hampir tidak ada lagi yang kita butuhkan,
sebab Sang Penuntun Jalan senantiasa menyediakan,
segala keperluan hidup di sepanjang jalan,
seperti yang dinikmati orang beriman di sepanjang zaman.

Oleh karena itu wahai jiwaku jangalah dikau lupa,
ingatlah akan Tuhan di jalanmu senantiasa,
bagaimana Ia menuntun engkau di jalan yang rata,
dengan sebuah jaminan yang takkan pernah sirna,
bahwa engkau pada akhirnya tiba di negeri baka.

Wednesday, April 29, 2009

Janji

"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu;
carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah,
maka pintu akan dibukakan bagimu."
Matius 7:7

Janji sebuah kata yang penuh makna,
bila diucapkan seorang pribadi nan jaya,
yaitu Tuhan Allah Dia Yang Maha Kuasa,
Ia berjanji akan memberi bagi yang minta,
menemukan bagi yang mencari asa,
pintu terbuka bagi mereka yang ketok di beranda,
maka dunia terbuka lebar bagi kita,
orang yang berpegang pada janji Allah Bapa.

Janji Allah bagi anak-anak-Nya disertai kasih setia,
karena itu janji itu takkan pernah sirna,
sekalipun kita tidak setia kepada-Nya,
Allah tidak dapat menyangkal diri-Nya,[1]
sekali Ia berjanji apa yang disabdakan harus nyata,
langit dan bumi kan jadi tiada,
namun janji Tuhan tiada makna hampa,
itulah kabar baik bagi umat manusia.

Allah bukan manusia sehingga Ia berdusta,[2]
segala janji-Nya jadi jaminan bagi orang percaya,
janji juga jadi akses kita ke dunia sorga,
alam semesta pun ditopang oleh sabda,
sorga dan dunia berada dalam satu irama,
melakukan kehendak Dia yang sudah bersabda,
sabda yang jadi janji berlaku sepanjang masa,
dengan janji itu daku kan berjalan dalam kasih setia.



[1] II Timoteus 2:13
[2] Bilangan 23:19

Tuesday, April 28, 2009

Doa

"Untuk mendapat anak inilah aku berdoa,
dan TUHAN telah memberikan kepadaku,
apa yang kuminta dari pada-Nya."
I Samuel 1:27

Anak hadir dalam rumah tangga sungguh bermakna,
Bagi orang Israel itu berarti turut ambil bagian di masa depan,
Cinta kasih digerai di dalam hidup rumah tangga,
Dalam pergumulannya Hana dapat kasih karunia.

Elaborasi dapat dilakukan dalam kisah Hana,
Fakta mengatakan setiap orang dapat berdoa,
Generasi muda dan tua pada hakekatnya sama.
Hanya yang jadi masalah ialah: doa doa kita.

Imankah yang menggerakkan kita untuk menaikkannya,
Jangan jangan keakuan kita yang ingin diberi sukacita,
Kalau demikian doa tidak mendapat tempat di surga,
Lentera hati seharusnya menjalankan fungsinya.

Menemukan Allah melalui doa doa,
Nikmat terasa hingga lubuk hati dan jiwa,
Orang beriman di zaman purba telah menikmatinya,
Pantas bagi kita untuk menuruti jejak kaki mereka,
Quantum[1] yang dapat kita serap apa maknanya.

Roh Kudus menjadi penuntun yang sempurna,
Sentosalah orang yang dapat arahan dari Dia,
Tiada takut lagi menghadapi perkara,
Ukiran makna hidup terlihat jadi nyata.

Viva bagi mereka yang menikmati makna doa,
Xerosis[2] rohani takkan ada dalam jiwa,
Yesus Kristus Tuhan membuatnya jadi fakta,
Zenit[3] pengalaman rohani terdapat di dalam doa.



[1] Bahasa Latin: artinya sebanyak!
[2] Bahasa kedokteran: mengeringnya organ tubuh
[3] Titik puncak

Monday, April 27, 2009

Firman Allah

"Aku rindu kepada keselamatan dari pada-Mu, ya TUHAN,
dan Taurat-Mu menjadi kesukaanku.
Biarlah jiwaku hidup, supaya memuji-muji Engkau,
dan biarlah hukum-hukum-Mu menolong aku"
Mazmur 119:174-175

Berbincang bincang dengan sahabat sungguh menyenangkan,
apalagi sahabat itu ialah: dia yang jadi pujaan,
lebih dari itu pengalaman orang beriman,
tatkala mendengar firman Allah diberitakan,
firman Allah mengandung keselamatan dan kesukaan,
jiwa kita dihidupkan dan di lubuk hati kita muncul puji pujian,
memuji kebesaran Tuhan yang sungguh tak terbayangkan,
semuanya itu bermula dari mendengarkan Tuhan berfirman.

Itulah sebabnya firman itu disebut sebagai firman kehidupan,
tatkala firman diberitakan maka unsur hidup merebak di hati insan,
firman membuat sesuatu yang mati kembali berperan,
firman mengejawantah di hati yang punya pengharapan,
bahkan memenuhi hati mereka yang jadi tempatan,
sukacita dan syaloom pun ditebarkan,
firman jadi patokan dalam berjalan di jalan Tuhan,
hingga kita takkan pernah tersesat di tengah jalan.

Firman buat kita lebih cerdas dari orang bijaksana,
sebab yang jadi penasihat kita ialah Penasihat Ajaib Yang Perkasa,
Ia senantiasa menang menghadapi segala perkara,
membuat kita takkan pernah kehilangan muka,
dalam setiap perkara yang menghadang di depan mata,
bahkan karena Dia kita menjadi pemenang di setiap masa,
itulah produk dari firman Allah Yang Maha Kuasa,
yang kukenal di dalam Yesus Kristus Tuhan kita.

Saturday, April 25, 2009

Hati Nan Murni

"Berbahagialah orang yang suci[1] hatinya,
karena mereka akan melihat Allah"
Matius 5:8

Hati yang murni, bening laksana kristal,
tembus pandang dan tiada aral,
inilah yang dikehendaki Allah Bapa Yang Kekal,
dimiliki anak-anak-Nya secara universal,
hati seperti itu tak pernah merasa kesal,
menjalani hidup di jalan yang terjal,
sebab kemurnian hati mampu mengenal sinyal,
kehadiran Allah dengan kasih setia nan tiada batal.

Hati yang murni juga membuat orang mampu melihat,
isi hati yang terdalam, tiada tersembunyi tatkala disorot,
dalam hati itu ada tempat yang lega bagi semua umat,
sebab hati itu bukan hanya milikku biarpun hanya sesaat,
hati itu bagi setiap orang yang jauh dan yang dekat,
sama seperti Tuhanku meninggalkan teladan yang tepat,
agar ditiru orang yang katakan dirinya sudah selamat,
hingga Tuhan dapat dijumpai tiap orang dan dapat berkat.

Hati yang murni menjadikan tiada lagi batas,
karena kebebasan atas diri sendiri telah menetas,
aku dan mereka menjadi satu nafas,
Roh Kudus membuat aku puas lelas,
dalam segala karya cipta yang kita retas,
dengan hati itu juga daku memandang dengan bebas,
ke dalam lubuk hati Allah Yang Maha Belas,
di sana daku diterima dan takkan dilepas.



[1] Kata ini dalam terjemahan bahasa Inggris ialah: pure – murni. Kata itu dalam renungan ini diganti dengan kata murni.

Friday, April 24, 2009

Cukup

"Lalu Ia berkata kepada mereka: "Ketika Aku mengutus kamu
dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut,
adakah kamu kekurangan apa-apa?"
Lukas 22:35

Tuhan memberi penugasan bagi semua orang percaya,
ada yang diberi perlengkapan ada juga tangan hampa,
namun bukan berarti mereka tiada membawa apa apa,
sebab firman hidup turut serta dengan mereka,
Israel di padang gurun adalah contoh bagi kita,
tanpa supply makanan bagi jutaan manusia,
berjalan selama empat puluh tahun lamanya,
mereka tidak kurang satu apa pun juga,
pada hal mereka telah memberontak kepada Allah,
namun kasih karunia Allah cukup bagi mereka.

Allah tetap sama dulu juga pada masa kini,
Ia tuntun anak anak-Nya andai kesetiaan pun tak diberi,
sebab sekali Ia berjanji maka tak mungkin sangkal diri,[1]
itulah ciri khas kasih setia ilahi,
karena itu aku dapat berkata cukup untuk hari ini,
besok ada urusannya sendiri,[2]
itulah perbedaan antara kodrat dunia dan kodrat ilahi,
orang dunia tak pernah cukup dalam hidup ini,
kehausan senantiasa mendera hati,
sementara anak surgawi dapat berkata cukup hari ini.

Cukup bagiku karena Oknum Surgawi jadi pemandu,
surga terarah padaku untuk melihat apa yang perlu,
berkat akan turun sesuai dengan kebutuhanku,
mata hati tidak lagi terpana dengan berkat semu,
aku telah belajar katakan ini cukup bagiku,
tak banyak lagi yang daku perlu,
tatkala hal itu berlaku dalam diriku,
kebebasan sejati memenuhi hatiku,
aku bebas dari diri yang senantiasa rindu,
memeluk sebanyak mungkin harta yang menipu.



[1] II Timoteus 2:13
[2] Matius 6:34

Thursday, April 23, 2009

Pemandu

"serta berkata: "Jika aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu,
ya Tuhan, berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami;"
Keluaran 34:9a

Tatkala orang berada di hutan belantara,
di samudera raya atau dirgantara,
orang senantiasa membutuhkan pandu di marga raya,
Musa dan orang Israel pun punya kebutuhan yang sama,
karena itu petisi diajukan agar Allah jadi pemandu jalan bagi mereka,
syukur bagi Allah Ia sediakan diri jadi pemandu marga,
itu berlaku bukan hanya tuk Israel semata,
tetapi buat orang percaya di sepanjang masa.

Allah jadi Pemandu Marga karena kasih setia-Nya,
bagi kita Yesus Kristus jadi alasannya,
jika Ia jadi Pandu bagi kita,
satu hal yang pasti tak ada halangan yang bermakna,
sebab Allah semesta alam berdiri di sisi kita,
mengarahkan kaki kita menuju kemenangan atas perkara,
yang kita hadapi selama kita berjalan dengan Dia,
itulah janji dari Pemandu kita yang setia.

Jika itu juga adalah bagianku di sepanjang hidup,
apa lagi yang kutakutkan tatkala pergumulan berderap,
hai jiwaku nyamanlah engkau tetap,
Sang Pemandu Marga akan menuntunmu agar mantap,
berjalan di atas samudera pergumulan nan seru,
engkau akan melihat kemuliaan Allahmu,
tatkala perahu hidupmu berlabuh di labuhan yang teduh,
dan engkau disambut dengan nyanyian para malaikat nan merdu.

Wednesday, April 22, 2009

Bayi

"Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir,
yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani."
I Petrus 2:2a

Kita takkan pernah lepas dari masa lalu,
kekinian kita ditopang oleh masa yang telah berlalu,
dulu daku bayi tetapi sekarang kedewasaan jadi bagianku,
namun sisi masa dulu tetap turut sertaku,
sering lebih mempengaruhi jalan yang harus ditempuh,
itu kata pakar[1] tetapi firman juga sarankan hal itu,
daku disarankan jadi bayi rohani yang suka sama susu,
di satu sisi daku adalah bayi tapi di sisi lain daku empu.

Tatkala daku jadi bayi makananku adalah susu murni,
itulah firman Allah yang mengandung janji,
namun tatkala daku jadi bapa rohani,
ketaatan dan keteladanan jadi makanan berenergi,
dengan kedua sisi ini beraktualisasi,
itulah dua sisi dari keberadaan anak anak ilahi,
janji Allah untuk mendepositkan bagi kita kodrat ilahi[2]
menjadi nyata dalam kehidupan sehari hari.

Tatkala daku berperan sebagai bayi aku ada di pangkuannya,
seruanku kepada Allah ialah ya Abba,
itulah totalitas dari Dia yang menopang eksistensi hamba,
tetapi pada saat daku berperan sebagai orang dewasa,
daku memanggil Allahku itu adalah Bapa,
ya Abba ya Bapa dua duanya adalah seruan orang percaya,
di koridor itu aku berjalan bersama dengan Dia,
dua duanya daku butuhkan menjalani jalan menuju surga.



[1] Komunikasi, H. Norman Wright, Gloria Graffa, 2004
[2] II Petrus 1:4

Tuesday, April 21, 2009

Janji

"Sungguh, kamu akan berangkat dengan sukacita
dan akan dihantarkan dengan damai;
gunung-gunung serta bukit-bukit akan bergembira
dan bersorak-sorai di depanmu,
dan segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan."
Yesaya 55:12

Pulang dari Babel dilihat sebagai keselamatan oleh orang Yehuda,
Allah sendiri yang berprakarsa untuk mengadakannya,
tatkala keselamatan itu jadi nyata di depan mata,
sukacita tidak hanya dinikmati oleh manusia,
gunung dan bukit juga turut bergembira,
itu berarti alam semesta turut menyambutnya,
kegembiraan yang meluap mewarnai keberadaan mereka,
apa gerangan yang menyebabkannya,
jawabannya ada dalam Injil kasih karunia,
Rasul Paulus memberi jawabnya di dalam surat Roma,[1]

Bagi kita keselamatan itu berarti bebas dari dosa,
alam lebih bersorak lagi karena keselamatan kita,
segala mahluk kan masuk ke dalam kemuliaan beserta kita,
kemuliaan yang tiada taranya dalam pengalaman manusia,
itulah sebuah janji bagi mereka yang telah percaya,
dan dilahirkan kembali oleh Roh Kasih Karunia,
itulah janji yang diberikan kepada umat manusia,
sebagaimana Allah menjanjikannya bagi orang Yehuda,
tatkala mereka masih di tepi sungai Kebar berada,[2]
mereka pada mulanya tidak bisa percaya kan janji Allah.

wahai jiwaku ingatlah akan hal itu selalu,
keselamatanmu punya dampak bagi dunia di sekitarmu,
jadi jika kau telah nikmati keselamatan itu,
alam pun seyogianya turut bersamamu,
menikmati keselarasan alam dan manusia terpadu,
sedih lihat orang merusak tatanan yang dulunya padu,
rasa rasanya kaum animisme lebih menyatu,
dengan alam semesta ketimbang orang yang merasa maju,
alam menantikan tindakanmu untuk mengajak mereka padu,
dengan keselamatan yang bagimu tak mungkin lalu.



[1] Roma 8:19-22
[2] Yehezkiel 1:1

Monday, April 20, 2009

Kerendahan Hati

"Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu."
Yakobus 4:10

Rasanya setiap orang ingin posisi yang tinggi,
bukanlah dosa jika inginkan hal itu kita miliki,
namun jalan untuk mendapatkan sebuah posisi,
menjadi masalah yang perlu perhatian di beri,
Allah ingin agar itu diraih dengan jalan merendahkan diri,
sebab barang siapa yang merendahkan diri,
mereka itu akan menemukan harga diri,
jauh lebih berarti dari apa yang dibayangkan hati.

Manusia tidak suka akan jalan yang dikendaki Allah,
sebab jalan itu tidak dapat membuat kita bermegah,
bukankah merendahkan diri jadikan kita rendah,
itulah kesimpulan dari orang yang lemah,
pada hal kerendahan hati justru bawa kita pada posisi yang wah,
bermegah karena Allah kan tinggikan orang orang yang di bawah,
sebaliknya mereka yang di atas kan ditaruh jadi rendah,
itulah ketetapan yang berlaku bagi setiap orang di hadapan Allah.

Minggu ini bernama Quasimdogeniti,
Gereja memaknainya dengan bayi rohani,
yang suka susu yang murni dan rohani,
bayi mulai hidupnya dari sesuatu yang mini,
bertumbuh dari makanan yang dia dapat dari ASI,
seperti itulah orang yang ingin dapatkan posisi tinggi,
ia harus menemukan asi rohani nan surgawi,
yaitu kerendahan hati,
wahai jiwaku jangan salah ambil jalan di sini,
jalan yang dikehendaki Allah itulah yang engkau pilih.

Saturday, April 18, 2009

Ingat

"Ingatlah ini: Yesus Kristus, yang telah bangkit dari antara orang mati."
II Timotius 2:8a

Paulus ingatkan muridnya agar selalu ingat Paskah,
kebangkitan Kristus menjadi titik balik bagi kita,
dulu seteru, namun setelah Paskah jadi keluarga Allah,
dengan selalu ingat kebangkitan membuat hidup jadi terarah,
menuju penggenapan rencana kekal bagi kita,
masuk ke dalam kemuliaan yang disediakan-Nya,
bagi mereka yang telah ditebus-Nya,
dengan darah yang mahal harganya,
darah Anak Domba Allah,
Yesus Kristus Tuhan kita.

Tatkala kita disuruh untuk mengingat satu peristiwa,
dalamnya terkandung sebuah makna,
peristiwa pada masa lalu dihadirkan sekarang juga,
dalam ingatan setidak tidaknya,
jika hal itu dilakukan dalam persekutuan dengan Dia,
melalui ibadah yang dilakukan orang percaya,
Allah pun akan membangkitkan kita,
sama seperti Ia bangkitkan Yesus dari kubur-Nya,
apa yang dulu terjadi sekarang beroperasi pula,
menjangkau hati dari setiap orang yang percaya.

Itulah sebabnya kisah itu harus dituturkan senantiasa,
penyair dulu kala pun menorehkannya lalu jadi gita,[1]
setiap kali diulang bertambah manisnya,
manis di dalam hati ditebar kepada sesama,
melalui kita Kristus yang bangkit tarik orang kepada-Nya,
itulah rahasia ibadah kita orang percaya,
Kristus bekerja melalui sahabat-Nya,
Roh Kudus menjadi faktor penggeraknya,
satu tanya perlu dapat jawaban segera,
turutkah daku Dia pakai melaksanakanya?



[1] Kidung Jemaat nomor 427 “Ku suka menuturkan cerita mulia”

Friday, April 17, 2009

Teladan

"Aku menaruh pengharapan kepada Allah,
sama seperti mereka juga, bahwa akan ada kebangkitan semua orang mati,
baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak benar."
Kisah Para Rasul 24:15

Paulus dulunya adalah seorang Farisi,
kata itu maknanya ialah: memisahkan diri,
orang orang yang bertekat menaati Taurat hingga mati,
namun perspektifnya berubah di jalan menuju Damsyik,
Tuhan yang bangkit di sana menampakkan Diri,
setiap orang yang berjumpa dengan Tuhan yang bangkit,
dalam hidupnya terjadi revolusi rohani,
imannya mengalami transendensi.

Paulus di hadapan wali negeri Felix berani bersaksi,
imannya sama dengan mereka yang menyebut diri Yahudi,
sama sama percaya akan kebangkitan semua orang mati,
kebangkitan dalam rangka diadili di hadapan tahta putih,[1]
bukti dari iman itu ialah: ia menjaga hati nurani,
agar tetap serasi dengan manusia dan Sang Ilahi,
sehingga tak satu kejahatan pun didapati,
sebagaimana ia hidup sehari hari.

hati nurani yang bersih di hadapan Allah dan manusia,
itulah ciri dari setiap insan yang percaya,
kepada Yesus Kristus Tuhan dan manusia,
Dia telah meninggalkan sebuah teladan bagi kita,
ikut jejaknya sebuah kehormatan yang sangat bermakna,
Paulus ikut Tuhan dan malah lebih dari orang Farisi lainnya,
Ia pisahkan diri dan tidak serupa dengan dunia,
akupun turut dia berjalan di jalan yang ditempuhnya.



[1] Wahyu 20:11

Thursday, April 16, 2009

Duduk

"Dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga
dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga."
Efesus 2:6

Kebangkitan Kristus itu demi kepentingan kita,
sebab tatkala Ia bangkit, kita turut bangkit bersama Dia,
Ia tidak hanya bangkit, tetapi Ia naik ke surga,
di sana Ia duduk di sebelah kanan Allah Bapa,
Alkitab memahami kata duduk dengan lain makna,
duduk itu berarti Ia tidak lagi bekerja,
sebab semua telah diselesaikan tatkala Ia balik ke surga,
satu hal yang signifikan ialah: kita duduk bersama Dia di sana.

Jika duduk maknanya tidak lagi bekerja,
itu berarti tidak ada lagi yang perlu dilakukan manusia,
agar ia selamat dari murka Allah karena dosa,
sebab manusia itu sendiri telah duduk bersama Tuhannya di surga,
itulah firman yang daku hari ini terima,
sering kali daku tidak dapat memahaminya,
bagaimana mungkin daku telah duduk bersama Dia disana,
namun itu adalah sabda Allah Yang Maha Kuasa.

Satu untuk semua dan semua untuk satu,
dalam kerajaan Allah itu yang berlaku,
Kristus adalah manusia yang duduk di bagiku,
juga bagi segala bahasa dari etnik dan suku,
sebanyak yang terpanggil untuk diwakilkan di situ,
jika demikian apa yang harus berlaku dalam hidupku,
bolehkah daku hidup mengumbar hawa nafsu,
tidak, bukankah semuanya itu telah berlalu?
sekarang yang ada hanyalah syukurku,
dalam wujud perilaku yang berharga bagi sesamaku.

Wednesday, April 15, 2009

Hidup

"Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati."
Yohanes 11:25b

Alam semesta memberitahukan kita bahwa hidup beraneka,
sel itu hidup, demikian juga dengan flora,
dunia sel berbeda dengan dunia flora,
binatang pun juga hidup di alam semesta,
tetapi dunia binatang beda dengan dunia manusia,
apakah hidup manusia strata hidup yang paling akbar di dunia?
Firman hidup mengatakan tidak untuk praduga kita,
ada satu strata lain yang jauh lebih bermakna,
hidup ilahi yang dengan jelas terlihat dalam Kristus itu ada,
hidup yang satu ini tentunya sangat asing bagi yang namanya manusia.

Kristus hadir di dalam dunia tuk demonstrasikan hidup ilahi,
yang didepositkan di dalam diri insan yang jadi warga surgawi,
Dia jadi jaminan bahwa satu hari kelak tatkala kita harus mati,
kehidupan ilahi tetap tinggal dalam kita sesuai dengan janji,
firman hari ini salah satu dari sekian banyak yang telah terpatri,
di hati orang orang percaya dari segala masa di dunia ini,
jadi tak ada alasan lagi bagi ku untuk tidak memahami,
apa yang tersedia bagi kita yang setia mengimani,
firman kehidupan dari Allah disampaikan melalui para nabi,
juga para murid Tuhan di sepanjang jalan yang kita jalani.

Sekarang hidup yang kujalani bukan hanya hidup insani,
tetapi di dalamnya telah didepositkan hidup ilahi,
tentunya harus nampak terlihat jelas beda kedua hidup ini,
sebab jika tidak, maka daku kan diejek orang sebagai pemimpi,
dia yang banyak omong tetapi tidak punya bukti,
lalu daku membuat malu Tuhanku yang mengasihi,
dengan kasih yang sungguh sungguh abadi,
tegakah daku membuat Dia malu terhadap dunia ini,
karena itu wahai jiwaku tunjukkan apa itu hidup ilahi,
melalui karya dengan hasta, hati dan akal budi.

Tuesday, April 14, 2009

Lunas

"Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar:
Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!"
I Korintus 6:20

Kristus telah bangkit Ia melunasi hutang kita,
dosa adalah hutang kepada Allah Sang Pencipta,
kita di disain agar hidup bagi kemuliaan-Nya,[1]
nyatanya kita masing masing berjalan di jalan yang kita suka,[2]
namun syukur kepada Allah hutang telah sirna,
maut tidak lagi dapat menahan orang percaya,
Kristus telah membuka jalan bagi kita,
Kita kan bebas keluar kelak dari sana.

Sekarang aku telah merdeka namun itu di dalam Kristus,
sebab di luar Dia itu berarti hutang belum dibayar lunas,
lalu daku bertanya: apa yang kan kulakukan di dunia bebas,
sangat wajar jika daku haturkan syukur pada Tuhanku Yesus,
namun apakah wujud dari syukur yang pas,
akankah daku persembahkan harta yang terberkas,
firman hari ini memberi arahan dengan tegas,
kemuliaan Allah harus terlihat dengan jelas,
dalam hidup keseharian yang kita retas.

Itulah syukur yang paling menyenangkan hati Tuhan,
memuliakan Allah itulah makna kehadiran,
di kantor di rumah di mana saja kita berperan,
bukan hanya dengan kata kosong yang tak memberi kesan,
orang lain jadinya melihat hidup kita adalah sebuah pesan,
dapat dibaca oleh setiap insan,
yang ada di sekeliling kita tatkala kita ambil peran,
bukan hanya daku yang ambil bagian,
seluruh orang percaya memancarkan kemuliaan,
lalu dunia akan mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan[3].



[1] Yesaya 43:7
[2] Yesaya 53:6
[3] Filipi 2:11

Monday, April 13, 2009

Perjamuan

"TUHAN semesta alam akan menyediakan di gunung Sion ini
bagi segala bangsa-bangsa suatu perjamuan dengan masakan yang bergemuk,
suatu perjamuan dengan anggur yang tua benar,
masakan yang bergemuk dan bersumsum,
anggur yang tua yang disaring endapannya."
Yesaya 25:6[1]

Perjamuan makan dalam Alkitab punya makna signifikan,
dunia ini sejarahnya berakhir dengan satu perjamuan,
pesta kawin Anak Domba Allah dengan orang orang pilihan,
berbahagialah mereka yang diundang pada perjamuan Tuhan,
makanan yang berkwalitas disajikan bagi segenap undangan,
gambaran dari satu hidup yang bernas dan berkelimpahan,
Allah sendiri yang jadi tuan rumah dalam pesta perkawinan,
Mereka semua yang namanya tertulis dalam kitab kehidupan,
berasal dari segala etnik, suku kaum dan bahasa pilihan.

Dalam pesta itu para undangan mengenakan jubah kebenaran[2]
setelah lebih dahulu segala kain perkabungan ditanggalkan,
pada waktu itu, maut musuh manusia telah dikalahkan,
tidak ada lagi disana dijumpai kematian orang pilihan,
yang ada hanya kehidupan yang tak terkatakan,
di sana tiada lagi namanya kelemahan,
jaminannya ialah: Tuhan sendiri yang berfirman,
Allah bukalah manusia hingga dalam Dia ada penyesalan,
masakan Ia berfirman namun tidak melaksanakan?[3]

Para undangan telah menantikan semuanya itu,
waktu mereka hidup dalam dunia yang didominasi waktu,
setelah sampai di sana mereka akan mengaku,
inilah Tuhan yang dinantinantikan dalam hidup yang telah berlalu,
tatkala pengharapan jadi sebuah kenyataan,
sorak sorai di mulut takkan terkatakan,
tetapi jangan lupa wahai sahabat dan teman,
semuanya itu bermula di sini tatkala hidup sedang berjalan,
jika engkau tidak menantikannya di sini, bagimu tiada harapan,
sebab segala sesuatu bermula di dunia yang penuh penderitaan.



[1] Nas berdasarkan Almanak Gereja HKBP diambil dari Yesaya 25:6-9
[2] Yesaya 61:10 dan Wahyu 19:8
[3] Bilangan 23:19

Saturday, April 11, 2009

Centurion

"Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan
Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia:
"Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!"
Markus 15:39

Centurion melaksanakan tugas sebagaimana biasa,
ia menyalibkan tiga orang manusia,
hal itu sudah biasa bagi centurion tentara Roma,
apakah bedanya dengan para pemberontak lainnya?
Namun kala itu yang satu ini sungguh amat beda,
alam memberi reaksi pada saat Ia hembuskan nyawa,
sejenak ia berhenti dari rutinitas pekerjaan sebagai tentara,
dalam hati sebuah tanya muncul bagi Dia yang tersalib di depan mata,
siapakah orang ini sehingga alam ungkapkan sebuah fakta,
lalu seberkas sinar berkelebat di dalam hati yang bertanya.

Bukankan orang ini mengaku Ia adalah Anak Allah?
itulah sebabnya tua tua Yahudi menuntut hukuman mati bagi-Nya?
matanya sekarang melihat dalam cahaya,
Roh Kudus memberi sebuah kesaksian padanya,
orang ini benar benar adalah Anak Allah!
Tatkala centurion itu berhenti sejenak dalam masa,
hati bertanya apa makna dari fakta,
karena ia ada di hadapan Mesias Anak Allah,
maka Roh Kudus bersaksi di dalam jiwa,
produknya pun sebuah pengakuan keluar dari mulutnya.

Wahai jiwaku dikau pun dapat melakukan hal yang sama,
berhenti sejenak dalam kesibukan berkarya,
pandanglah Yesus Sang Anak Domba Allah,
yang menghapus dosa dunia,
maka secerca sinar surgawi kan bersinar dalam jiwa,
kau pun kan terpana sebagaimana centurion kaisar Roma,
produknya pun hasilkan sebuah credo[1] di dalam dada,
apakah gerangan yang kau ucapkan tentang Dia,
sang centurion telah ucapakan demikian juga Gereja Purba,
melalui credomu dunia di sekelilingmu kan tahu siapa Dia.



[1] Pengakuan iman

Friday, April 10, 2009

Orang-orang Di Sekitar Salib Kristus

Nas Bacaan: Yohanes 19:23-30

Tatkala Kristus disalibkan di Bukit golgata, di sana ada banyak orang yang turut menyaksikan penyaliban itu. Mereka menjadi saksi atas penderitaan Kristus bagi umat manusia. Kehadiran mereka pun dapat berbicara kepada kita di zaman modern ini. Hal itu menjadi perenungan sendiri bagi saya secara pribadi di dalam merayakan Jumat Agung pada hari ini. Di sekitar salib Kristus itu ada beberapa kelompok orang yang hadir di sana. Daku merenungkan posisi mereka di sana sebagai satu gambaran dari keberadaan orang di dunia ini terhadap salib Kristus.

Kelompok pertama ialah para serdadu Romawi. Mereka ini adalah orang orang yang mewakili para penguasa dunia ini. Apa yang mereka kerjakan di kaki salib Tuhan? Nas kita pada hari ini menceriterakan bahwa mereka membagi bagi pakaian Tuhan Yesus. Pakaian Tuhan Yesus terdiri dari empat bagian, karena jumlah prajurit itu empat orang, maka mereka membagi empat. Masing masing mendapat satu bagian. Menarik untuk menyimak fakta bahwa Tuhan Yesus mati di kayu salib dalam rangka menggenapi seluruh firman yang disuarakan para nabi di Perjanjian Lama tentang keselamatan umat manusia. Daku mengingat angka empat adalah angka untuk manusia dalam pemahaman Alkitab. Sementara pakaian berbicara tentang kebenaran. Bukankah hal ini berbicara tentang kebenaran Tuhan Yesus Kristus yang dibagibagikan kepada seluruh umat manusia? Tatkala Kristus mati di kayu salib, kebenaran-Nya dibagibagikan kepada manusia.

Sementara jubahnya yang terdiri dari satu lembar kain, tidak mereka bagi empat melainkan mereka undi. Proses pengundian ini menggenapi apa yang disuarakan pemazmur dalam Mazmur 22:19. Di sekitar salib Kristus itu, orang melakonkan apa yang seharusnya mereka lakonkan dalam drama penyelamatan umat manusia. Kristus mati bagi seluruh umat manusia yang tidak dapat membawa sesuatu yang benar di dalam dirinya ke hadapan Allah. Kristus mati untuk mereka yang tidak punya kebenaran. Sebagai gantinya, kebenaran Kristus yang akan dikenakan dalam hidupnya. Para serdadu itu melakonkan apa yang akan diterima manusia di sepanjang zaman karena korban Kristus di kayu salib itu.

Saya jadi teringat akan sebuah nyanyian Negro Spiritual yang mengatakan: Where you there when they crucified my Lord? Lalu aku menjawab di dalam hati: “Yes I was there when they crucified our Lord”. Aku disalibkan bersama dengan Dia. Karena itulah maka saya menerima kebenaran-Nya. Turutkah saudara disalibkan bersama dengan Dia? Jika tidak, maka saudara tidak turut ambil bagian dalam membagi bagi kebenaran yang Yesus punya. Maka saudara hanya memiliki kebenaran yang tidak laku di hadapan Allah. Apa yang berharga di mata Allah ialah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan Tuhan Yesus Kristus.

Kelompok yang kedua menurut nas kita ialah: kelompok ibu ibu yang menjadi murid Tuhan Yesus bersama salah seorang dari 12 murid. Kepada Maria ibu Tuhan Yesus, Ia memberi pesan terakhir-Nya. Ia berkata: “Ibu, inilah anakmu”. Kepada murid itu Ia berkata: “Inilah ibumu”. Di sekitar salib itu, Tuhan Yesus memnciptakan sebuah ikatan keluarga yang baru. Ikatan keluarga yang tidak didasarkan pada ikatan darah. Juga tidak dalam ikatan pengalaman kemanusiaan. Ikatan keluarga ini di dasarkan atas pribadi Yesus yang telah disalibkan. Penerimaan sesama sebagai anggota keluarga didasarkan atas firman dari Dia yang telah disalibkan demi umat manusia. Selama ini umat manusia mengenal ikatan keluarga yang didasarkan pada ikatan darah dan ikatan pengalaman hidup. Sekarang muncul satu ikatan baru yang lebih teguh dan yang takkan pernah putus untuk selama-lamanya. Ikatan karena pribadi dari Dia yang telah mati di kayu salib demi umat manusia. Sebuah tanya muncul di dalam hati: ikatan keluarga yang mana yang saudara dan saya nikmati di dunia ini sekarang ini. Seharusnyalah ikatan keluarga Kristus yang menjadikan kita satu keluarga, sekalipun ada pertautan darah dan pengalaman yang sangat kental. Persaudaraan umat manusia tidak lagi didasarkan kepada kemanusiaan, tetapi keilahian Kristus. Kristus menjadi kepala dari keluarga Allah.

Kelompok yang ketiga ialah: orang banyak. Nas kita memang tidak membicarakan hal itu, namun dalam nas sebelumnya Yohanes melaporkan bahwa banyak orang yang membaca tulisan INRI yang ada di salib Kristus. Di antara orang banyak itu menurut Matius, para imam imam kepala dan ahli taurat turut mengolok olok Tuhan yang tersalib. Mereka ini adalah gambaran dari orang yang mengolok olok karya Tuhan hingga hari ini. Orang Yahudi itu mengatakan: “Jika Engkau benar Mesias turunlah dari salib itu, agar kami percaya”. Hingga hari ini ada saja orang yang mengolok olok karya Tuhan Yesus. Mereka tidak mau percaya akan kematian-Nya menjadi keselamatan jiwa umat manusia. Bahkan di kalangan orang yang menyebut dirinya kristen pun ada yang tidak mau percaya, hanya karena iman kita diselamatkan. Mereka tidak mau menerima kebenaran – pakaian yang dibagi bagikan – Tuhan Yesus dikenakan menjadi kebenaran diri mereka sendiri. Mereka masih terus berupaya agar mereka dapat mendirikan kebenaran mereka sendiri di hadapan Allah.

Kelompok yang keempat ialah: dua orang penjahat yang disalibkan bersama dengan Tuhan Yesus. Seperti sudah diutarakan di atas, kehadiran orang orang di sekitar salib itu dalam rangka menggenapi apa yang seharusnya menjadi bagian di dalam karya Tuhan Yesus. Kristus disalibkan bersama dengan penjahat. Ia dipersamakan dengan penjahat. Paulus mengatakan dalam surat II Korintus: “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” II Kor 5:21. Ia ada di antara orang berdosa agar Ia dapat menyelamatkan orang berdosa itu sendiri. Dari penyaliban di Golgata itu kita tahu, kedua orang yang disalibkan bersama dengan Tuhan Yesus itu, memiliki kesempatan yang sama untuk diselamatkan. Namun hanya satu di antara mereka yang diselamatkan. Ia mau percaya bahwa Yesus yang disalibkan itu adalah Raja Mesias yang dinantikan itu.

Fakta ini berbicara kepada kita. Kristus memang mati untuk semua umat manusia, tetapi hanya mereka yang mau menerima Dia saja yang sungguh sungguh selamat dari dosanya. Keselamatan itu menjadi milik setiap orang yang percaya bahwa Kristus mati untuk menyediakan keselamatan bagi mereka. Kepada salah satu dari mereka yang disalibkan bersama dengan Tuhan itu, Yesus berkata: “Pada hari ini juga engkau bersama Aku di Firdaus”. Sebuah janji yang diberikan Yesus bagi mereka yang percaya akan karya-Nya. Seharusnya semua orang yang hadir di sekitar salib itu berhak untuk menerima janji Tuhan sebagaimana dikatakan-Nya kepada salah satu dari antara penjahat itu. Namun, manusia itu tidak mau menerima pemberian secara cuma cuma.

Moment yang perlu kita renungkan lagi di sekitar salib itu, seturut nas kita ialah: saat saat terakhir Tuhan Yesus menderita di kayu salib itu. Di akhir hidup-Nya sebagai manusia, Yesus mengalami kehausan. Secara fisik memang ia akan mengalaminya. Namun hati ini merenungkan bahwa rasa haus itu adalah juga gambaran dari rasa haus umat manusia akan persekutuan dengan Allah. Dia yang memiliki sumber air hidup yang tidak pernah kering dan yang membuat orang tidak akan pernah haus, sekarang mengalami kehausan. Orang yang berdosa memang akan mengalami kehausan akan air kehidupan yang tidak akan pernah kering. Yesus mengatakan kepada perempuan Samaria itu: “Barang siapa minum dari air ini, ia akan haus lagi. Tetapi barang siapa minum dari air yang akan kuberikan, ia tidak akan pernah haus lagi”.

Kehausan kita akan persekutuan dengan Allah diteriakkan Yesus di kayu salib itu. Prajurit yang mengawal Dia memberikan anggur asam. Ada pun tujuan pemberian anggur asam ini ialah: dalam rangka pembiusan. Karena anggur asam itu kadar alkoholnya tinggi. Yesus meminumnya. Lalu ia mengatakan perkataan yang paling akhir: “sudah selesai”. Kata ini punya makna besar bagi kita. Tatkala Yesus mengatakan sudah selesai, itu berarti selesai sudah segala dosa umat manusia didamaikan di dalam diri-Nya. Selesai segala hutang dibayar lunas. Sekarang ada damai sejahtera antara umat manusia dengan Allah. Itulah yang disuarakan Paulus dalam suratnya kepada Jemaat Roma. Sudah selesai, itu berarti tidak ada lagi masalah kita dengan Allah.

Tatkala sudah selesai seluruh dosa dan pelanggaran kita dibayar Tuhan Yesus dengan darah-Nya yang kudus itu, maka sekarang kita dapat menikmati makan bersama dengan Tuhan dalam Perjamuan Kudus. Sebagaimana biasanya di kalangan Gereja Protestant, setiap kali kita merayakan Jumat Agung, maka Pejamuan Tuhan dilayankan oleh Gereja. Mereka yang menikmati makanan surgawi itu adalah mereka yang telah diselesaikan segala masalahnya dengan Tuhan Allah. Makan bersama dalam konteks pemahaman Alkitab ialah: menjadi bagian dari keluarga. Memiliki mutu kehidupan yang sama, antara orang orang yang duduk dalam satu meja.

Sekarang Tuhan menjadi tuan rumah. Kita anak anaknya berada di sekitar meja Tuhan untuk menerima hidup-Nya Tuhan Yesus yang dibagikan melalui roti dan anggur itu. Teman teman, jangan pernah melihat dengan kaca mata jasmani apa yang terjadi dalam perjamuan itu. Jangan pernah memahami bahwa dia yang memberi roti itu adalah pendeta kita. Mata hati saya melihat bahwa dia yang memberikan roti dan anggur itu adalah Tuhan Yesus sendiri. Memang secara kasat mata, yang terlihat adalah pendeta kita. Namun mata hati saya melihat bahwa yang berdiri dan memberikan roti itu Tuhan sendiri. Dia berkata: “ambillah dan makanlah! Inilah tubuh-Ku yang diserahkan menebus engkau. Itulah yang memelihara dan meneguhkan imanmu, supaya engkau menjadi pewaris kehidupan yang kekal! Amin. Demikian juga dengan anggur tersebut. Tuhan berkata: “Ambillah dan minumlah! Inilah darah-Ku yang ditumpahkan menjadi keampunan dosamu. Iulah yang memelihara dan meneguhkan imanmu, supaya engkau mewarisi hidup yang kekal!. Amin. Setelah kita menikmati roti dan anggur itu di hadapan Tuhan, maka kita pun disuruh pulang dengan berkat. Tuhan sendiri berkata di dalam pendeta kita: “Pulanglah dengan sejahtera!”

Saya memahami pemahaman sebagai berikut: jika Tuhan telah menjamu aku dalam perjamuan makan di dunia ini, pada hal jamuan makan yang diberikannya hanyalah sebagian kecil dari apa yang seharusnya Dia berikan. Bagaimana mungkin daku tidak diundang pada perjamuan pesta pernikahan Anak Domba Allah dengan pengantin-Nya? Di dunia ini kita hanya mencicipi kasih karunai Allah yang begitu besar. Fanny J Crosby mengungkapkannya dalam syair yang dia tulis dan digubah menjadi nyanyian yang terkenal: “Blessed Assuranse”. Dalam lagu itu ia berkata: “Oh what afore taste of glory devine.” Aku pikir Fanny menggubah syair itu didasarkan pada Surat Ibrani, Ibr 6: 5 “dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia karunia yang akan datang”. Imanku mengatakan bahwa semua orang yang telah mengecap karunia yang akan datang itu, sebagaimana didemonstrasikan dalam perjamuan Tuhan, mereka itu akan menikmati juga karunia itu dalam wujud yang sepenuhnya di surga kelak. Kita kan sudah menjadi anggota keluarga Allah. Kebenaran yang ada pada kita ialah kebenaran Kristus sendiri. Jadi tidak ada alasan di dalam diri kita yang menggagalkan keikutsertaan kita dalam pesta besar di surga itu. Bukankah kepada penjahat itu Yesus berkata: “Hari ini engkau beserta aku di Firdaus”.

Masalah ini sering menjadi batu sandungan bagi orang lain. Sebab mereka mengatakan: “Jika kita sudah pasti masuk surga, maka buat apa lagi berbuat baik? Berbuat dosa saja, toch akan masuk surga. Orang orang yang mengatakan perkataan seperti itu, adalah orang orang yang tidak pernah menikmati enaknya hidup di dalam Tuhan. Mereka hanya menikmati enaknya berbuat dosa. Saya mengajukan sebuah analogi terhadap mereka yang mengucapkan pernyataan ini. Jika saudara sakit dan ada obat mujarab yang menyembuhkan sakit itu. Maukah saudara mengatakan marilah kita sakit terus, sebab pasti sembuh dari penyakit tersebut. Orang yang mengatakan perkataan seperti itu pastilah orang yang tidak waras lagi. Jika saudara menikmati kesehatan yang prima, saudara pasti tidak akan mau jatuh sakit, sekalipun ada obat untuk penyakit tersebut.

Sama seperti halnya dengan dosa. Dosa ada obatnya, yakni darah Yesus Kristus. Jika kita jatuh ke dalam dosa, maka senantiasa ada obat untuk itu. Namun karena ada obat, maka marilah kita berbuat dosa. Orang ini adalah orang yang sakit dan tidak pernah sembuh dari penyakit dosa. Ia tidak pernah menikmati enaknya hidup di dalam kekudusan Allah. Ia tidak pernah menikmati betapa manisnya kasih karunia Allah. Dan mata hatinya belum mampu melihat betapa busuknya dosa itu.

Nikmatilah kasih karunia Allah, maka engkau akan membenci dosa. Selamat merayakan Jumat Agung.

By Hotman Siahaan

Thursday, April 9, 2009

Sesat

"Kita sekalian sesat seperti domba,
masing-masing kita mengambil jalannya sendiri,
tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian."
Yesaya 53:6

Tiada seorang pun yang menghendaki ia tersesat,
namun malangnya, ia tak tahu ia telah tersesat,
apa sebabnya ia ada di jalan yang tidak tepat?
firman katakan ia di disain menikmati berkat,
yang tersedia dalam persekutuan dengan Tuhan yang punya rahmat,
namun ia tak ditemukan dalam persekutuan umat,
itu sebabnya kita katakan ia sesat, lalu kita boleh tanya apa itu sesat,
tatkala orang ambil jalannya sendiri menurut akal sehat,
tanpa di dalamnya ada pertimbangan iman yang sehat.

Berjalan di jalan yang tidak tepat itulah dosa,
menurut firman, sebuah penyimpangan dari rencana semula,
manusia itu di disain hidup hanya untuk kemuliaan Allah,
namun faktanya manusia itu hidup untuk dirinya semata,
segala sesuatu yang menyimpang dari rencana,
pada dasarnya akan disingkirkan dari peredarannya,
bahkan lebih berat lagi jika hal itu adalah manusia,
dibinasakan, itulah bagian yang pas untuk dia.

Namun Allah bertindak beda dari apa yang kita sangka,
Ia menyuruh Anak-Nya mati menggantikan kita,
kejahatan manusia ditimpakan kepada-Nya,
sementara kesempurnaan-Nya ditimpakan kepada manusia,
transferensi timbal balik ambil peran nyata,
manusia jadi sempurna di mata Allah karena Dia,
Yesus menjadi dosa jadinya di lihat Allah,[1]
itulah sebabnya Ia harus dihukum dan terkutuk[2]
pada dasarnya dakulah yang harus terkutuk,
karena Yesus ambil yang seharusnya bagianku,
dengan jalan itu bagian-Nya jadi bagianku,
terima kasih Tuhan untuk rahmat yang begitu besar tersedia bagiku.



[1] II Kor 5:21
[2] Galatia 3:13

Wednesday, April 8, 2009

Penghakiman

"Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini:
sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar."
Yohanes 12:31

Bagi Yesus terlihat jelas di depan apa yang kan terjadi,
Ia akan disalibkan, karena itu ia memberi pesan tuk diikuti,
dengan membuat diri sebagai contoh yang kongkrit,
nyawa jangan dipertahankan, justru karena itu kan hilang,
tetapi tatkala tidak dipertahankan, ia akan mendapatkannya kembali,
buktinya ialah: Kristus sendiri,
Ia dengan taat naik ke kayu salib,
salib tidak akhir dari segala pengalaman di sini,
sebab pada hari yang ketiga Ia bangkit dan berseri.

Pada saat Kristus mengucapkan sabda ini,
Ia memperhadapkan para murid pada satu opsi,
pilihan yang diambil orang itulah sebuah vonnis,
tiap orang menetapkan sebuah ketetapan bagi diri,
ikut Tuhan tak pertahankan nyawa yang diberi,
atau akan berjuang untuk diri sendiri,
mereka yang tak ikut dia kan dicampakkan dari sirkulasi,
keluar persekutuan dari orang orang terpilih,
surga takkan bicara pada mereka ini,
sebagaimana surga memberi respon pada Tuhan,[1]
tatkala Ia berseru dalam ketaatan.

Penghakiman telah mulai di sini,
tiap tiap pribadi yang tentukan apa yang dia pilih,
jika ia ikut Tuhan mulai dari dunia ini,
maka kepadanya diberi akses ke negeri ilahi,
tetapi jika ia tentukan tolak Tuhan yang bersabda,
maka ia sendiri yang tentukan yang dia dapatkan itu apa,
sejauh mana ia mampu untuk meraihnya,
tetapi sebuah tanya menggema di dalam dada,
dapatkah ia raih surga dengan usahanya,
bukankah keselamatan itu adalah kasih karunia?



[1] Yohanes 12:28

Tuesday, April 7, 2009

Pandangan

"Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga,
Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem."
Lukas 9:51

Yesus sadar bahwa hidup-Nya akan berakhir di Yerusalem,
karena waktunya sudah hampir genap Ia pun ambil sikap,
pandangan dan jalannya di arahkan ke kota Sion,
tidak menolak penderitaan karena pemahaman yang mantap,
hadir di sini di dalam rangka mati bagi orang berdosa yang tak punya harap,
konsistensi atas tujuan harus dijalankan dengan mantap,
dengan jalan demikian keselamatan manusia jadi tetap,
semuanya itu dilakukan dalam kepatuhan yang tiada kuncup.

Jika Yesus sadar akan tujuan hidup-Nya di dunia ini,
bukankah seyogianya daku pun harus tahu mengapa daku di sini,
firman hidup ajarkan para pengikut jadi saksi,[1]
menuturkan kembali apa yang dilakukan manusia ilahi,
menuturkan kisah tak hanya dengan lidah yang menari nari,
lebih baik dengan tangan yang bertindak dengan lihai,
mengulang kembali apa yang dilakukan sahabat sejati,
yakni memberi diri bagi orang yang perlu dilayani.

Sekarang pandanganmu hai jiwaku arahkan pada tugas ini,
menemui mereka yang butuh uluran tangan tuk membelai,
mereka yang butuh hati yang turut merasakan rasa nyeri,
karena duka dan derita yang menerpa tiap hari,
sebab itulah yang dilakukan Yesus tatkala Ia pergi,
mengarahkan diri-Nya ke arah kematian yang menanti,
di kota Yerusalem yang membantai para nabi,
maka engkau pun dapat upah sama seperti para nabi [2].



[1] Kisah Para Rasul 1:8
[2] Matius 5:12

Monday, April 6, 2009

Berjaga-jaga

"Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh
ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Matius 26:41

Lima hari lagi kan tiba Jumat Agung,
dimana Kristus dikenang di kayu salib Ia tergantung,
menanggung dosa dan pelanggaran setiap orang,
yang pernah hidup di dunia ini, dulu, nanti dan juga sekarang,
selama minggu ini penderitaan yang dialaminya kita kenang,
bagaimana Ia menderita dan akhirnya jadi pemenang,
karena tempat Ia dikuburkan telah jadi kosong,
kebangkitan telah jadi kenyataan yang tak bisa ditentang.

Di hari kedua Minggu Daun Palma ini,
pesan Yesus tentang doa disuarakan di Taman Getsemani,
dua sisi kehidupan yang harus diperhatikan tak henti,
berjaga jaga dan berdoa sama seperti mata uang yang dua sisi,
keduanya menjadi kata kunci,
tuk memenangkan segala pergumulan yang kita hadapi,
tatkala kita melakukannya maka kita kan pegang kendali,
atas kelemahan daging yang kita warisi,
mulai dari Adam hingga kini,
daku pun ada di dalam kelemahan ini.

Pada saat masalah daging telah terkendali,
roh kita pada hakekatnya suka menuruti,
kehendak Allah yang ditanamkan di dalam hati,
Kristus mengalaminya di Taman Getsemani,
Ketakutan akan penderitaan membuat-Nya serasa mati,[1]
namun Ia memenangkan pergumulan-Nya dengan baik,
itu menjadi sebuah teladan yang pas bagi setiap insan di sini,
bejaga jaga dan berdoa seperti yang dilakukan-Nya tadi,
membuat kita dapat menang terhadap segala masalah yang dihadapi,
semuanya itu dapat jadi sebuah jaminan kemenangan tersendiri,
bagi yang percaya kepada Dia yang jadi teladan yang pasti.



[1] Matius 26:38

Saturday, April 4, 2009

TUHAN Adalah Raja

"Maka TUHAN akan menjadi Raja atas seluruh bumi;
pada waktu itu TUHAN adalah satu-satunya dan nama-Nya satu-satunya."
Zakaria 14:9

Segala sesuatu akan berakhir dunia ini pun demikian juga,
para nabi di zaman purba juga telah melihatnya,
ada satu kepastian bagi kita orang percaya,
jika tiba waktunya untuk berakhir maka kita akan jaya,
Tuhan yang kita kenal sebagai Bapa,
akan memerintah secara kasat mata seluruh alam semesta,
pada waktu itu takkan ada lagi penyimpangan bahkan dalam sanubari,
sebab seluruhnya berada dalam keadaan harmoni.

Orang beriman turut serta memerintah bersama Dia[1],
namun pemerintahan akan berjalan karena Dia,
anak anak-Nya menjalankan segala perintah-Nya,
sebab segala sesuatu ada di dalam Dia dan oleh Dia,
betapa indahnya turut memerintah bersama Dia,
kehendak kita dan kehendak-Nya selaras bersama,
takkan ada distorsi dalam hati kita dan hati-Nya,
semua itu terjadi tatkala Tuhan menjadi Raja.

Wahai jiwaku engkau tidak harus tunggu lama,
semuanya itu bermula di sini di dalam dunia nyata,
belajarlah menyelaraskan kehendakmu dengan kehendak-Nya,
bukankah Tuhan Yesus telah memberi teladan-Nya,
di dalam Dia sempurna serasi kehendak-Nya dengan Bapa,
di dalam Dia sungguh sangat nyata Tuhan itu adalah Raja,
dengan pertolongan Roh Kudus hal itu dapat jadi nyata,
jadi tidak ada alasan bagimu untuk tidak mengupayakannya.



[1] Wahyu 22:5

Friday, April 3, 2009

Bilur

"Ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita
ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh."
Yesaya 53: 5b

Di hari keenam minggu Judika firman ingatkan daku penderitaan Kristus,
tubuh-Nya yang berbilur bilur darah pun menetes,
betapa pedihnya tubuh yang kena cambuk lalu jadi lemas,
karena darah mengalir dari sekujur tubuh yang di dera tanpa batas,
ngeri daku mengingatnya sebab seharusnya dakulah yang ada di sana,
Ia menggantikan saya tergantung di salib karena kasih-Nya,
darah yang menetes itu menjadi kesembuhan bagi saya,
sembuh dari dosa dan segala yang mendukakan hati Allah.

Darah begitu penting bagi Allah itu yang diajarkan Perjanjian Lama,
darah tidak diperuntukkan bagi kita umat manusia,
darah disajikan demi kepentingan Allah belaka,
tatkala imam besar membawa darah domba ke hadapan hadirat-Nya,
di ruang Maha Kudus dalam Bait Allah yang ada di dunia,
mata orang beriman di zaman dulu tidak melihatnya,
tetapi mata hati melihat darah dipercikkan ke tahta kasih karunia,
darah itu menyenangkan hati Allah, hingga Ia mengampuni segala dosa umat-Nya,
Di mana pun orang beriman itu berada.

Daku pun tidak dapat melihat darah Kristus itu menetes,
namun mata hatiku melihat darah itu dibawa ke hadirat Allah di surga,
darah yang tiada noda dan cacat cela selama-lamanya,
di lihat Allah dan menyenangkan hati-Nya,
darah itu dibawa Yesus ke sana demi aku juga,
sehingga dalam diriku pun Allah melihat olesan darah yang berharga,
hati-Nya pun dipuaskan tatkala melihat diri hamba,
lalu apakah daku dapat terus di dalam dosa,
itu sebuah tanya yang dari orang yang tidak pernah nikmati kasih karunia,
sebab darah Yesus terus mengalir dalam hidup kita,
sebagaimana terlihat dalam perjamuan Tuhan kita yang dilayankan Gereja.

Thursday, April 2, 2009

Berteriak

"TUHAN, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong,
dan Engkau telah menyembuhkan aku."
Mazmur 30:3

Mazmur ini dinyanyikan pada saat penahbisan Bait Suci,
penahbisan membuat Bait itu segera beroperasi,
di dalamnya Allah hadir tuk menyertai,
umat yang telah dipilih-Nya dari antara segala negeri,
sekarang karena Bait Suci telah berdiri,
ada tempat bagi Allah untuk dijumpai,
orang saleh di zaman dulu berteriak di sini,
lalu mendapatkan apa yang dipinta di dalam hati.

Sekarang Bait Allah bukan lagi bangunan,
melainkan dimana orang percaya membuat persekutuan,
dimana berkumpul dua atau tiga orang beriman,
di sanalah Allah pasti dapat ditemukan,
teriakan minta tolong di sana dapat disertakan,
di sana pun kita menemukan kesembuhan,
sebagaimana orang beriman di zaman dahulu kala temukan,
kesembuhannya pada Bait Allah dimana kekekalan menyatu dengan kekinian.

Kesembuhan dari Allah membuat kita ditinggikan,
demikian pengalaman orang beriman di sepanjang zaman,
maka daku pun akan mendapat bagian dalam pengalaman,
ditinggikan Allah dalam hidup yang sedang berjalan,
syukurku menjadi satu keharusan sebagai tanda dari iman,
yang hidup dan berkarya serta menyenangkan hati Tuhan,
syukur bukan semata mata berupa sebuah pujian,
syukur juga dapat berbentuk sebuah pernyataan,
menyatakan kepada dunia ini bagiku siapa itu Tuhan,
marilah kita bersama nyatakan sebuah pernyataan iman,
dalam bentuk kata dan karya yang kelihatan,
melalui itu orang kan tahu siapa kita di hadapan Tuhan.

Wednesday, April 1, 2009

Tabib

"Sebab Aku TUHANlah yang menyembuhkan engkau."
Keluaran 15:26c

Di hari ketiga dalam minggu Judika,
firman memperkenalkan padaku sisi lain dari Sang Pembela,
tabib yang menyembuhkan itulah Dia,
sebuah tanya muncul dalam kalbu dari sakit apa daku disembuhkan-Nya,
daku harus biarkan firman hidup yang berbicara,
bukan apa yang kuinginkan menjadi nyata,
sebab banyak orang membuat asa,
agar sakit jasmani yang diderita jadi sirna,
bukan demikian yang aku terima,
Allah ucapkan ini pada orang Israel di ‘Mara’[1]
di sana Israel bersungut sungut karena air pahit rasanya,
lalu Musa ber-Judika di hadapan Allah, sepotong kayu jadi penawarnya.

Sang Tabib sembuhkan daku dari kepahitan hidup,
sungut sungut jadi virus yang menyerap,
berinkubasi dalam hati yang tak tahu bersyukur,
kesembuhan jadikan daku bermazmur,
kepahitan hidup jadi sembuh hadirlah syalom,
sama seperti Israel setelah Mara ketemu Elim,
di sama mereka temukan sumur dan korma,[2]
Israel berkemah di sana,
Kita pun kan berkemah di syalomnya Allah.

Tidak ada jaminan bahwa kita takkan gering lagi,
namun jaminannya ialah: Sang Tabib kan sertai,
karena Ia Tabib Yang Maha Agung maka kesembuhan sudah pasti,
itulah Dia Sang Tabib yang juga Sang Hakim yang mengadili,
keadilan-Nya yang membuat Dia mengobati,
setiap penyakit yang menerpa hati,
dari setiap insan yang sudah diberi,
kasih karunia dan syalom yang tak pernah berhenti.



[1] Keluaran 15:22-26
[2] Keluaran 15:27